Deep is better than wide


Kuliah adalah masa-masa paling indah yang pernah gue lalui (sampai sejauh ini).

Jadi sebisa mungkin akan gue manfaatkan masa-masa itu untuk mengasah diri, memperlebar koneksi, dan menghidupi kehidupan kuliah seutuhnya.

Ya, lebih tepatnya main, nongkrong, berdiskusi, dan mendalami hobi.

Efeknya? Bolos adalah salah satu keahlian gue selama kuliah.

Bisa dibilang, hampir semua mata kuliah gak ada satupun yang 100% kehadirannya.

Ada sih, tapi… Cuma ada 3 mata kuliah yang kehadirannya 100%, mereka yang beruntung adalah, mata kuliah seminar proposal, skripsi, dan metode penelitian kualitatif.

Ya, seinget gue cuma 3 itu. Bahkan, dua diantaranya (skripsi dan seminar proposal) adalah mata kuliah tanpa tatap muka 🙂

Kualitatif

Agak aneh sih kenapa gue bisa 100% hadir di mata kuliah penelitian kualitatif. Dimana banyak orang sebenernya “gak suka” sama makul ini.

Mungkin salah satu faktornya adalah gue suka sama dosennya, penjelasannya mudah dimengerti, orangnya super baik, dan sebelumnya gue emang udah kenal sih.

Tapi, gue saat itu gak bisa memenuhi tugas akhir yang diberikan sama dosennya. (maaf ya bu).

Alasannya simple, karena gue emang males aja. Penelitian kualitatif emang lebih banyak interview, ngetik verbatim, analisis dan lain sebagainya.

Eh tapi dari sana lah gue nemu konsep yang sesuai sama judul artikel ini.

Penelitian kualitatif cenderung ceruk, spesifik, tapi akan digali sangat mendalam. Sedangkan penelitian kuantitatif cenderung luas, general, dan bisa diaplikasikan sesuai dengan sample di populasinya.

Disclaimer: bukan berarti maksud gue penelitian kualitatif lebih baik dari kuantitatif ya! Ini cuma intro aja.

Deep

Menurut gue pribadi, untuk beberapa profesi memang lebih baik kalo kita memahaminya secara mendalam.

Walaupun ada juga profesi yang perlu memahami banyak hal tapi gak perlu terlalu dalam.

Tapi karena gue saat ini bekerja di industri teknologi, pemahaman mendalam pada suatu subyek memanglah sangat-sangat diperlukan.

Yang sebelumnya gue singgung di artikel ini.

Sebagai orang yang kepo sama banyak hal, ini pastinya jadi tantangan buat gue dalam belajar suatu subyek di bidang ini.

Lagi belajar React, tiba-tiba pengen belajar Laravel, tiba-tiba pengen belajar WordPress.

Begitu terus sampe gue cuma ada di titik understand the basic ketimbang jadi master di 1 bidang.

Iya memang, terkadang di bidang ini kita perlu punya knowledge di banyak hal. Karena pastinya klien kan beragam keinginannya dan tingkat pemahamannya.

Tapi ketika masuk di sebuah perusahaan yang besar. Dimana semua sudah terpecah ke bagian-bagian kecil, “banyak tau” itu gak cukup.

Kita harus “menguasai” satu subyek aja.

Misal di posisi frontend, ya harus khatam sama teknologi di dalamnya. Spesifik lagi jadi mobile programmer, ya harus paham banget sama life-cycle dan teknologi-teknologi di dalamnya.

Jadi maksud dari deep is better than wide ya semata-mata biar kita bisa fit-in sama industri aja kok. Bukan jadi orang yang sekedar tau banyak hal.

Walaupun perlu ada exceptional untuk beberapa orang yang bisa jadi Expert Generalist. Elon Musk contohnya.

So, keep in mind kalo kita belum ada di level itu, jadi harus berjuang untuk jadi expert di satu bidang dulu. Lebih spesifik lagi di satu subyek di satu bidang itu.

Yuk bisa yuk belajar lagi.

,

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *