Cara Gue Belajar


Kamu belum benar-benar paham akan suatu hal, sebelum kamu bisa menjelaskannya ke anak 5 tahun

– lupa siapa dah yg ngomong

Gue inget kata-kata salah satu dosen mata kuliah Ilmu Pendidikan di semester satu. Beliau bilang bahwa manusia itu harus belajar sepanjang hayat hidupnya. Ya, belajar tentang apapun.

Belajar kan gak selamanya harus secara formal di kelas, mendengarkan guru atau dosen ceramah, dsb. Tapi, saat kamu ngobrol sama pedagang keliling atau penambal ban saat ban motor kamu bocor, bisa jadi kamu dapat pelajaran dari beliau. Pelajaran hidup.

Belajar kan kalo menurut hasil gue googling, adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat. Belajar juga terjadi karena adanya stimulus dan respon, sehingga dari sana harapannya terjadi perpindahan dari tidak tau jadi tau, tidak bisa jadi bisa.

Nah, untuk menuju tujuan, dan capaian belajar kan perlu proses yang semua orang punya caranya masing-masing.

Seinget gue sih ada beberapa gaya belajar orang-orang, ada visual, auditori, dan kinestetik, atau gabungan dari masing-masing gaya tersebut (eh gue mager browsing, kalo salah nanti cari sendiri ya wkwk).

Kebetulan gue juga bingung sebenernya gaya belajar gue tuh apa. Karena dalam beberapa bidang ya auditori, kadang visual, kadang kinestetik.

Tapi yang jelas, ada 1 cara yang biasanya gue pake untuk bisa bener-bener paham, dan nyantol sama suatu materi, konsep, teori, dll. Yaitu dengan mengajarkannya atau menceritakannya ke orang lain.

Comprehend

Sebelum bisa mengajarkan ke orang lain, seenggaknya kita harus paham dulu dong sama apa yang mau kita ajarin.

Bisa belajar/bertanya ke orang yang sudah paham, riset dengan membandingkan beberapa literatur, atau seenggaknya apa yang udah kita ketahui itu sama lah dengan kebenaran orang kebanyakan (dalam beberapa topik ya, gak semuanya bisa sih).

Karena gue baca bukunya Cak Nun, kebenaran kan ada 3, kebenaran milik kita sendiri, kebenaran kolektif atau kebenaran orang kebanyakan, dan kebenaran itu sendiri. Jadi biasanya kebenaran-kebenaran yang kita jumpai itu udah disetujui oleh orang kebanyakan. Walaupun, pasti ada juga yang bertentangan kan?

Ya, contohnya psikologi aja macem-macem tokoh dalam memandang manusia, psikopatologi, kepribadian dll. Mau pake yang mana? Atau kebenaran resep seblak Mbak Erni sama seblak Teh Rina pasti beda, punya pakemnya masing-masing.

Oke, kembali ke topik.

Bloom’s Taxonomy

bloom taxonomy

Semenjak gue mengenal Bloom’s Taxonomy, sedikit banyak merubah gue dalam belajar, dan memaknai belajar itu sendiri.

Singkatnya, ini tuh semacam tingkatan untuk mengklasifikasikan seberapa kompleks dan spesifik sebuah kemampuan kognitif. Tingkat 1-3 itu biasanya dikategorikan sebagai low order thinking skill (LOTS), dan 4-6 biasanya disebut high order thinking skill (HOTS).

Sampai-sampai, Mendikbud Muhadjir Effendy saat itu mengimbau guru untuk terus mengembangkan metode belajar HOTS, bahkan diimplementasikan di UN. Harapannya kedepan para siswa mampu bersaing di era revolusi industri 4.0.

Sebenernya, dengan gue menulis ini tuh udah termasuk ke tahap Creating, dimana gue mencoba memahami tentang beberapa hal, mengaplikasikannya, menganalisa, dan mengelaborasikannya menjadi sebuah tulisan yang gak jelas ini.

Cara ini juga yang gue lakuin saat SMK dulu, biasanya sebelum ujian gue suka bikin tutorial di blog atau sekedar ngajarin temen untuk ujian praktek nanti.

Ya, gue bener-bener gak suka dicontek atau diminta contekan, gue akan lebih respect ke temen yang minta diajarin, dan inshaa allah akan gue ajarin sebisa mungkin.

Dengan mengulang-mengulang, sambil menjelaskan sebuah materi, atau konsep, bahkan dengan analogi-analogi yang gue bikin sendiri, itu pastinya membantu banget untuk bisa paham.

Ya, gitu cara belajar gue xD.


Tulisan ini murni opini, dan hasil belajar gue selama ini, jadi pastinya gue sangat-sangat terbuka akan kritikan dan masukan di tulisan singkat, dan gue tulis dalam kondisi setengah ngantuk ini.

Terima kasih!


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *